Perjalanan kami Menuju Gunung Bawakareng Yang terletak pada Kab. Gowa Propinsi Sulawesi Selatan. Gunung Bawakaraeng dapat di capai dari kabupaten Gowa, yang berbatasan dengan Kota Makassar, dan juga dapat ditempuh melalui Kabupaten Sinjai.Namun Perjalan Kali ini kami menempuh dengan melalui Desa Tassoso kab. Sinjai Propinsi Sulawesi Selatan.
Pendakian kami ini, di bentuk satu Tim Yang Beranggotakan enam Orang yang diantaranya Ichul, egha, Bayu, Chawank, Wawank dan Ewink,,, yang diPercaya Sebagai lider pada pendakian ini yaitu Ichul.
Bone 15 April 2010 (malam)
Pada Malam hari ini kami sepakat berkumpul di rumah salah satu anggota Tim Yaitu Egha, untuk Packing Barang,,,,, setelah perlengkapan kami sudah siap kami pulang rumah masing-masing istirahat agar perjalan kami besok aman tekendali.
Bone 16 April 2010 (Siang)
Siap Berangkat.....!!!!!
Sebelum Kami berangkat kami berdoa bersama-sama demi keselamatan bersama. Setelah berdoa, kami langsung berangkat dengan menggunakan kedaraan roda 2. Pejalanan dimulai. Namun perjalan kali ini cuaca Kurang mendukung karena hujan lebat namun, karena kami menburu waktu, jadi kami sepakat untuk melawan hujan (Mabbosi-bosi). Dengan santai Kami tetap melanjutkan perjalan, namun hujan sangat deras kami putuskan singga di rumah penduduk untuk berteduh sampai hujan redah,,, setelah hujan redah kami melanjutkan perjalanan walaupun hujan tidak berhenti. Setelah menempuh beberapa jam akhirnya kami tiba di Kab. Sinjai namun masih hujan dan kami mampir sejenak di sekret FPA Sinjai. Setelah beberapa jam, kami melanjutkan perjalanan menuju desa Tassoso, Sinjai Barat,,,,,tampa halangan apapun akhirnya kami sampai di desa Tassoso. Desa Tassoso ini Barada Tepat Pada Kaki Gunung Bawakaraeng. Setibanya kami di desa Tassoso, kami mampir di rumah Penduduk yang sudah biasa pendaki tempati untuk Camp. Malam Hari Telah Tiba,, setelah makan malam Kami Beristirahat untuk persiapan trekking besok.
Sinjai 17 April 2010 (Pagi)
Pagi hari yang cerah, matahari telah menampakkan wujudnya sedikit demi sedikit yang muncul di balik Gunung Bawakaraeng. Pada pagi ini kami pecking Ulang Barang, mandi dan Sarapan. Setelah semua siap kami berdoa dan Memulai perjalanan.
Trecking di mulai...............!!!!!!!
Kami berjalan dengan santai melewati jalan berbatu, dalam perjalan menuju Pos 1 ini,, disekitar kami terdapat kebun sawi, bawang dll. Namun perjalan kami ini, kami di halang banyaknya semak-semak untung kami membawa parang, jadi kami bisa membabat semak-semak yang menghalangi kami, setiba di pos 1 kami melanjutkan perjalan menuju pos 2 dengan melewati pinggir jurang dan pinggir aliran air gunung, tampa terasa akhirnya kami sampai di pos 2. Kami beristirahat sejenak untuk melepas dahaga sambil Ngopi dan Ngeteh dan Ngerokok juga,,,,,!!!! Di pos 2 ini terdapat sungai, pas untuk tempat beristirahat,,, tapi jangan heran airnya sangat dinginnnn. Setelah beristirahat kami melanjukan perjalanan menuju pos selanjutnya, namun target kali ini kami akan beristirahat di pos 5,,,, dalam perjalan menuju pos 5 ini, kami menjumpai banyak Pohon yang tumbang dan Pacet sehingga perjalanan kami sedikit terhalang namun hal ini kami bisa atasi semua berkat kerja sama Tim dan berkat yang Maha Kuasa. Dan kami juga banyak menemukan Pohon yang rindang di tumbuhi banyak lumut dan pada ranting-ranting pohon terdapat banyak Akar angin(Tai Angin) Tips: Kata PA(Penduduk Asli) sana, akar angin ini adalah obat asma. Setelah menempuh jalur pendakian yang curam dengan kemiringan 60-75 derajat. Tampa terasa jam menujukkan pukul 10.30 WITA, dan akhirnya kami juga sampai di pos 5 untuk beristirahat sejenak memandangi pemandangan yang ada di sekitar kami sambil cerita-cerita doank... ngopinya nnti aj..Hehehe.
Perjalanan menuju pos selanjutnya, perjalanan menuju pos selanjutnya kami harus hati-hati karena kemiringan jalur ini 70-80 derajat dengan Bonus cuman sedikit dan dimna juga pacet sangat banyak dan tumbuhan yang berduri. Dengan wajah yang pucat dan kecapean kami tetap berjalan, dan beberapa anggota tim mengalami keram pada kakinya dan ada pula yang luka akibat terkena duri, dan akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat sejenak. Setelah beristirahat kami melanjutkan perjalanan, namum perjalanan kami ini, kami santai karena adanya anggota tim yang kurang sehat...... dengan sangat terasa menempuh beberapa rintangan akhirnya kami sampai pos 8 untuk beristirahat dan makan Siang. Di Pos 8 ini sangat baik untuk Camp jika pendaki sudah kehabisan energi a/ terjadi badai di puncak. Pendaki banyak memilih Camp di pos 8 ini, dimana pos 8 ini tempatnya cukup luas untuk mendirikan Camp dan juga terdapat mata air yang cukup dekat dari camp. Setelah Makan Siang dan tidur sejenak kami pecking barang lagi dan siap-siap melanjutkan perjalanan.
Jam menunjukkan pukul 13.30 WITA, akhirnya kami melanjutkan perjalanan dengan semangatt... sambil bernyanyi dan memandangi apa yang ada di sekitar kami. Kami terus berjalan dan tak lama kemudian salah satu anggota tim kami mengalami keram pada kakinya, jadi kami singga sejenak untuk menormalkan kaki anggota tim kami. Setelah membaik kami melanjutkan perjalanan. Setelah berjalan beberapa jam, akhirnya kami sudah tiba pertengahan menuju pos 9, ditempat ini biasanya pendaki singga sejenak dan berkumpul, karena di sini terdapat pertigaan yaitu jika kita dari puncak, jalur sebelah kiri itu yaitu jalur menuju Lembanna dan jalur sebelah kanan yaitu jalur menuju Tassoso. Di sinilah pendaki biasanya salah jalur, apalagi pendaki dari sulawesi. Setelah kami berkumpul, kami melanjutkan perjalanan, tampah terasa khirnya kami tiba di pos 9. Walaupun belum kelelahan,, kami beristirahat sejenak untuk mengambil air persiapan trekking menuju puncak. Sambil mengambil air dan beristirahat kami meluangkan waktu untuk berfoto-foto karena di sini sudah nampak kindahan alam. Di pos 9 ini juga baik di gunakan untuk camp, jika 17 agustus camp pos 10 sudah tidak ada tempat lagi, biasanya pendaki camp di pos 9 ini, karena tempatnya cukup luas dan juga terdapat mata air yang dekat dari camp. Dan di dekat mata air biasanya pendaki juga berfoto-foto karena di mana banyaknya tumbuhan adelweis yang mengelilingi kita.
Setelah beristirahat dan berfoto-foto, kami melanjutkan perjalanan. Beberapa menit kemudian kabut sangat tebal sehingga jarak pandang kurang lebih 2 meter, karena kabut yang menutupi jalur pendakian, kami memutuskan untuk berhenti sejenak sampai jalur nampak jelas. Beberapa menit kemudian jalur sudah terlihat lagi, dan kami melanjutkan perjalanan. Dengan tergesa-gesa dan kecapean kami tetap berjalan. Tanpa terasa kami memasuki hutan menuju pos terakhir , untuk melintasi hutan ini tidak memerlukan waktu yang banyak. Setelah melewati hutan akhirnya kami tiba di pos 10, setiba di sana kami mencari tempat untuk mendirikan tenda. Tempatnya sudah ada, kami langsung memasang tenda. Setelah pemasangan tenda selesai, kami tak sabar lagi ke puncak gunung Bawakaraeng melihat seindah apa pemandangan di puncak gunung Bawakaraeng. Setelah beberapa menit agin tertiup kencang, akhirnya sebagian dari anggota tim kami memilih turun ke camp karena mereka sudah kedinginan, tapi untuk menghilangkan rasa dinginnya mereka memilih untuk memasak persiapan untuk makan malam.
Jam sudah menunjukkan pukul 17.30 WITA. Dua anggota Tim kami masih berada di puncak yaitu Egha dan Bayu mereka masih berfoto-foto dan memandangi indahnya pemandangan di atas sana. Beberapa menit kemudian mereka turun menuju tenda, mungkin mereka sudah merasa dingin dan magrib juga sudah tiba, Tak lama lagi akan gelap....hiiiiiiiiiiiiii. Jam menujukkan pukul 19.00 WITA, dan akhirnya kami makan malam,, huuu enaknya,,,, ini berkat anggota tim kami bernama IchuL yang jago masak ...hehe thankz. Setelah makan malam kami memilih ngeteh, ngopi dan dll yang bisa menghangatkan tubuh sambil bernyanyi-nyanyi. Tak lama kemudian beberapa nggota tim kami memilih tidur, mungkin mereka sudah kedinginan dan sangat capek. Dan yang bertahan cuman Egha dan ahli masak, Bang Ichul...!! Egha dan Ichul mereka memilih bercerita tentang bagaimna kelanjutan organisasi kedepannya, karena suasana mendukung dengan tiupan angin sepoi-sepoi dalam kegelapan, mereka tak berhenti bercerita,sambil bercerita mereka membuat Sarabba. Tak lama kemudian sarabbanya sudah siap di libas a/ di minum,,,, egha membangunkan anggota tim untuk minum sarabba namun yang bangun cuman Bayu dan Chawank. Setelah Sarabbanya sudah habis di libas.. kami memutuskan untuk tidur.
Gunung Bawakaraeng 18 April 2010 (Pagi)
Selamat Pagi.................!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Pada pagi ini kami sedikit persiapan fisik, setelah itu kami memasak untuk sarapan dan ngeteh. Setelah itu kami memutuskan kepuncak untuk berfoto-foto dan memandangi pemandangan yang indah pada pagi hari,,, untuk mencapai puncak tidak membutuhkan waktu yang lama cukup beberapa menit. Di sekitar puncak terdapat sumur yang di keramatkan masyarakat, biasanya mereka mengambil air untuk di bawa pulang dan juga terdapat batu yang biasanya masyarakat sana menempati untuk sesajen dan juga terdapat tiang bendera namun sudah rusak. Jika berada di puncak anda bisa memandangi pulau sembilan yang berada di Sinjai, Gunung Lompobattang 2871 mdpl, Gunung Bulu saraung, dan bekas Longsor yang Terjadi Beberapa tahun kemarin. Setelah berlama-lama di puncak, akhirnya kami turun ke Camp untuk pecking Barang persiapan Pulang.
Setelah packing, kami membersihkan sampah-sampah yang ada di sekitar kami. Setelah itu kami Berdoa dan siap-siap turun. Pada perjalanan turun kali ini agak sulit karena di mana medan yang licin dan banyak pacet. Setelah beberapa jam kami tiba di pertigaan jalur menuju Lembanna dan Tassoso. Kami berkumpul di sini dulu saling menunggu, ditakutkan ada yang salah jalur. Setelah kami berkumpul semua, kami melanjutkan perjalanan dengan halangan, banyaknya pacet dan medan yang licin, beberapa nggota tim mengeluh dimana ada yang terpeleset dan kaki, tangannya berdara akibat gigitan pacet. Tak lama kemudian akhirnya kami tiba di pos 8, kami beristirahat sejenak dan melanjutkan perjalanan lagi. Kami tetap berjalan walaupun banyaknya halangan dan setelah menempuh waktu beberapa jam dengan berlari-lari akhirnya kami tiba di pos 2, kami singga sejenak untuk membersihkan badan kami dari kotoran yang melekat di badan kami. Kami melanjutkan perjalan lagi tampa terasa desa tassoso sudah terlihat Jelas di Bawah sana... tak lama kami bejalan akhirnya kami tiba di Camp awal kami.
Jam menujukkan pukul 13.00 WITA, kami bersiap-siap pulang dengan kedaraan roda dua kami. Kami sangat berterima kasih kepada penduduk sana, karena sudah menerima kami di kampungnya dengan ramah tama/dengan baik. Setelah kami berdoa demi keselamatan dalam perjalanan kami, kami bersalam-salaman. Dan akhirnya kami berangkat pulanggggggg....!!! Dengan perjalanan yang baik tampah halangan akhirnya kami tiba di Kab. BONE tepat pada sore hari.
Itulah alur cerita perjalanan kami menuju Gunung Bawakaraeng 2800mdpl, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua utamanya kepada pembaca, dapat menjadi acuan bagi teman-teman dan saudara yang ingin mendaki ke Gunung Bawakaraeng.
Tips:
·Jika ingin ke gunung Bawakaraeng lakukanlah terlebih dahulu persiapan fisik.
·Kuatkanlah Niat anda, karena gunung Bawakaraeng ini gunung yang dianggap mistis.
Apabila sejenak kita merunut dari belakang, sebetulnya sejarah manusia tidak jauh-jauh amat dari alam. Sejak zaman prasejarah dimana manusia berburu danmengumpulkan makanan, alam adalah "rumah" mereka. Gunung adalah sandaran kepala, padang rumput adalah tempat mereka membaringkan tubuh, dan gua-gua adalah tempat mereka bersembunyi. Namun sejak manusia menemukan kebudayaan, yang katanya lebih "bermartabat", alam seakan menjadi barang aneh. Manusia mendirikan rumah untuk tempatnya bersembunyi. Manusia menciptakan kasur untuk tempatnya membaringkan tubuh, dan manusia mendirikan gedung bertingkat untuk mengangkat kepalanya. Manusia dan alam akhirnya memiliki sejarahnya sendiri-sendiri. Ketika keduanya bersatu kembali, maka ketika itulah saatnya Sejarah Pecinta Alam dimulai :
Pada tahun 1492 sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097 m), dikawasan Vercors Massif. Saat itu belum jelas apakah mereka ini tergolong pendaki gunung pertama. Namun beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di Pegunungan Alpen adalah para pemburu chamois, sejenis kambing gunung. Barangkali mereka itu pemburu yang mendaki gunung. Tapi inilah pendakian gunung yang tertua pernah dicatat dalam sejarah.
Di Indonesia, sejarah pendakian gunung dimulai sejak tahun 1623 saat Yan Carstensz menemukan "Pegunungan sangat tinggi di beberapa tempat tertutup salju" di Papua. Nama orang Eropa ini kemudian digunakan untuk salah satu gunung di gugusan Pegunungan Jaya Wijaya yakni Puncak Cartensz. Pada tahun 1786 puncak gunung tertinggi pertama yang dicapai manusia adalah puncak Mont Blanc (4807 m) di Prancis. Lalu pada tahun 1852 Puncak Everest setinggi 8840 meter ditemukan. Orang Nepal menyebutnya Sagarmatha, atau Chomolungma menurut orang Tibet. Puncak Everest berhasil dicapai manusia pada tahun 1953 melalui kerjasama Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay yang tergabung dalam suatu ekspedisi Inggris. Sejak saat itu, pendakian ke atap-atap dunia pun semakin ramai.
Di Indonesia sejarah pecinta alam dimulai dari sebuah perkumpulan yaitu
"Perkumpulan Pentjinta Alam"(PPA). Berdiri 18 Oktober 1953. PPA merupakanperkumpulan Hobby yang diartikan sebagai suatu kegemaran positif serta suci. terlepas dari 'sifat maniak'yang semata-mata melepaskan nafsunya dalam corak negatif. Tujuan mereka adalah memperluas serta mempertinggi rasa cinta terhadap alam seisinya dalam kalangan anggotanya dan masyarakat umumnya. Sayang perkumpulan ini tak berumur panjang. Penyebabnya antara lain faktor pergolakan politik dan suasana yang belum terlalu mendukung sehingga akhirnya PPA bubar di akhir tahun 1960. Awibowo adalah pendiri satu perkumpulan pencinta alam pertama di tanah air mengusulkan istilah pencinta alam karena cinta lebih dalam maknanya daripada gemar/suka yang mengandung makna eksploitasi belaka, tapi cinta mengandung makna mengabdi. "Bukankah kita dituntut untuk mengabdi kepada negeri ini?."
Sejarah pencinta alam kampus pada era tahun 1960-an. Pada saat itu kegiatan politik praktis mahasiswa dibatasi dengan keluarnya SK 028/3/1978 tentang pembekuan total kegiatan Dewan Mahasiswa dan Senat Mahasiswa yang melahirkan konsep Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK). Gagasan ini mula – mula dikemukakan Soe Hok Gie pada suatu sore, 8 Nopember 1964, ketika mahasiswa FSUI sedang
beristirahat setelah mengadakan kerjabakti di TMP Kalibata. Sebenarnya gagasan ini, seperti yang dikemukakan Soe Hok Gie sendiri, diilhami oleh organisasi pencinta alam yang didirikan oleh beberapa orang mahasiswa FSUI pada tanggal 19 Agustus 1964 di Puncak gunung Pangrango. Organisasi yang bernama Ikatan Pencinta Alam Mandalawangi itu keanggotaannya tidak terbatas di kalangan mahasiswa saja.
Semua yang berminat dapat menjadi anggota setelah melalui seleksi yang ketat. Sayangnya organisasi ini mati pada usianya yang kedua. Pada pertemuan kedua yang diadakan di Unit III bawah gedung FSUI Rawamangun, didepan ruang perpustakaan. Hadir pada saat itu Herman O. Lantang yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa FSUI. Pada saat itu dicetuskan nama organisasi yang akan lahir itu
IMPALA, singkatan dari Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam.
Setelah bertukar pikiran dengan Pembantu Dekan III bidang Mahalum, yaitu Drs. Bambang Soemadio dan Drs. Moendardjito yang ternyata menaruh minat terhadap organisasi tersebut dan menyarankan agar mengubah nama IMPALA menjadi MAPALA PRAJNAPARAMITA. Alasannya nama IMPALA terlalu borjuis. Nama ini diberikan oleh Bpk.Moendardjito. Mapala merupakan singkatan dari Mahasiswa Pencinta Alam. Dan Prajnaparamita berarti dewi pengetahuan. Selain itu Mapala juga berarti berbuah atau berhasil. Jadi dengan menggunakan nama ini diharapkan segala sesuatu yang dilaksanakan oleh anggotanya akan selalu berhasil berkat lindungan dewi pengetahuan. Ide pencetusan pada saat itu memang didasari dari faktor politis selain dari hobi individual pengikutnya, dimaksudkan juga untuk mewadahi para mahasiswa yang sudah muak dengan organisasi mahasiswa lain yang sangat berbau politik dan perkembangannya mempunyai iklim yang tidak sedap dalam hubungannyaantar organisasi.